Kamis, 13 November 2014

,
Sepucuk Suratku
Karya-Dwipa Sumantri
Kutulis surat ini dengan sebuah tinta
hitam tinta ini layaknya isi hatiku yang kelam
Aku ingin melantunkan rasaku disurat ini
Setiap kata yang tertulis adalah sebuah luka
Goresan yang ada disurat ini lebih dari sekedar kata

Aku tidak peduli tentang tersampainya surat ini
Kebencian yang ditulis oleh tangan ini, rela merintih
Bahwa apa yang ku tulis bak sebuah nada yang memilukan
Sebuah kata yang isi dendam dan kepedihan

Segalanya yang merobek hati terurai
Setelah semuanya selesai saat itu juga tinta akan habis
Kulipat surat itu dengan sebuah rasa sesal
Kunyalakan sebuah korek yang berkobar-kobar

Kulepaskan surat itu dari tanganku yang terluka
Kubiarkan api itu menyayat diriku karnanya
Api itu membakar semuanya... tak ada yang tersisa
Tak satupun ada yang berbekas darinya

Dan seolah api itu tau apa yang kuinginkan
Membakar semua rasa benci dan hina
Aku telah membuat semuanya hilang
Kulakukan apa yang seharusnya,..

Agar aku lepas dari belenggu emosiku

Minggu, 02 November 2014

,
        Waktu
 (dari: Dwipa Sumantri)

Berjalan tanpa memendang
Hanya berputar menurut ukurannya
Tak peduli diwaktu apa-pun
Kau terus saja berjalan dan berputar
           
            Seakan kau begitu cepat
            Inginku rasakan lebih lama
            Tapi kini tinggal kenangan
            Dan kau yang membuat itu terjadi?

Kau adalah sebuah batas
Antara malam dan siang
Yang lalu ialah kenangan
Yang datang dia masa depan

            Ketika yang ada itu indah
            Ingin tanganku menghentikanmu
            Sebaliknya bila yang ada itu susah
            Ingin kakiku menggerakanmu

Kau mudah berlalu disaat suka
Tapi itu juga tergantung pikir seseorang
Namun kukatakan, mungkin saja
Itu dirimu...... Waktu